Kelenteng Satya Budhi Bandung.
Ini adalah bangunan tempat peribadatan yang diresmikan pada tanggal 15 Juni 1855, sudah sangat tua. Kelenteng ini bernama asli Hiap Thian Kiong yang artinya adalah Istana Para dewa, dan merupakan tempat peribatan kaum Tionghoa yang beragama Budha, Thao dan Konghucu, walaupun pada saat itu pemerintahan kolonial Belanda hanya mengakui agama Budha sebagai agamnya orang Tionghoa. Klenteng ini dibangun secara swadaya kaum Tionghoa yang tinggal di kota Bandung pada saat itu dengan bantuan dari kaum Tionghoa lain yang berada di luar kota Bandung.Sejarah telah mencatat bahwa pada suatu masa pemerintahan Indonesia melarang penggunaan nama Tionghoa di Indonesia, sehingga orang-orang Tionghoa harus memiliki nama Indonesia begitu juga dengan nama tempat peribadatannya, ya ini adalah sentimen anti China yang terjadi pada sekitar tahun 1965 dan berlanjut selama puluhan tahun. Begitu pula alasan mengapa kelenteng ini berganti nama menjadi Vihara Satya Budhi.
Nama Vihara juga digunakan sebagai pengganti nama klenteng karena kebijakan pemerintah pada saat itu melarang agama lain bagi kaum Tionghoa selain agama Budha. Hasilnya dalah saat ini Vihara Satya Budhi digunakan secara bersamaan oleh tiga penganut agama berbeda yaitu Budha, Tao dan Konghucu.