
Gunung Bromo dengan ketinggian 2.329 Meter di atas permukaan laut merupakan sebuah kaldera raksasa dengan diameter sekitar 10 Km, di tengahnya terdapat beberapa gunung kecil yang salah satunya dikenal dengan nama Gunung Batok karena bentuknya yang mirip batok kelapa, dikelilingi oleh lautan pasir dan asap kawah yang masih mengepul, Gunung Bromo memberikan pemandangan alam yang spektakuler terutama dilihat dari puncak Pananjakan diwaktu matahari terbit.
Tidak hanya keindahan alamnya, Bromo juga memiliki keindahan budaya yang sangat menarik. Masyarakat yang tinggal di kawasan Bromo dikenal dengan nama Suku Tengger, berbeda dengan masyarakat Jawa kebanyakan, Suku tengger umumnya menganut agama Hindu seperti layaknya masyarakat Bali, maka tak aneh di sekitar Gunung Bromo danyak ditemukan bangunan Pura, di saat hari raya keagamaan Hindu banyak yang memasang umbul-umbul di bagian depan rumah, suasananya mirip dengan kawasan Ubud Bali, banyak yang mempercayai bahwa Suku Tengger merupakan representasi dari masyarakat Majapahit yang masih bertahan hingga saat ini. Di tengah lautan pasir Bromo terdapat sebuah bangunan Pura utama yang bernama Pura Agung Poten.

Suasana Di Pananjakan Bromo.

Pemandangan Bromo Dari Pananjakan.
Kegiatan utama wisatawan di kawasan Bromo ialah mengunjungi Penanjakan untuk melihat matahari terbit dan keindahan Gunung Bromo dari ketinggian, mengarungi lautan pasir sampai ke kawasan Pura Luhur Poten dan mendaki anak tangga yang terjal dan melelahkan menuju bibir kawah. Beberapa objek wisata baru yang cukup terkenal dan sayang untuk dilewatkan ialah Bukit Teletubbies dan kawasan Pasir Berbisik.

Menuju Puncak Bromo.
Kegiatan Bromo Tour biasanya dimulai dari hotel pada pukul 3 pagi dengan menggunakan jeep carteran, di kawasan Bromo kendaraan pribadi tidak diperbolehkan masuk sampai ke dalam lautan pasir, jadi wisatawan harus menyewa jeep dengan biaya sewa sekitar Rp. 450.000 dengan rute mengunjungi Pananjakan dan Kawah Bromo, atau sekitar Rp. 650.000 untuk rute Pananjakan, Kawah Bromo, Bukit Teletubbies dan kawasan Pasir Berbisik. Jeep yang digunakan ialah jenis Toyota Land Cruiser, harga tersebut di atas merupan harga sewa satu unit mobil, bisa diisi maksimal sampai dengan 5 sampai 6 orang dewasa. Tour biasanya selesai sekitar pukul 10.30 pagi, wisatawan diantar kembali ke hotel untuk menyantap sarapan pagi di hotel.
Rute Menuju Gunung Bromo
Kebanyakan wisatawan datang ke Bromo melalui kota Probolinggo menuju desa Ngadisari, selain akses yang mudah serta jalan yang mulus, di kawasan Ngadisari / Cemoro Lawang juga banyak terdapat hotel yang sangat baik seperti Jiwa Jawa Resort dan beberapa hotel yang sangat terkenal seperti Cemara Indah, Bromo Permai1 dan Lava View Lodge. Dari jalur ini juga wisatawan dapat dengan mudah menuju ke Air Terjun Madakaripura sebagai salah satu daya tarik wisata di kawasan Bromo Tengger Semeru. Untuk anda yang membawa kendaraan pribadi dari arah Surabaya, jalan masuk menuju Bromo terletak sebelum Kota Probolinggo yakni melalui Jl Raya Lumbang, perhatikan petunjuk jalan yang ada. Dari titik awal Jl. Raya Lumbang sampai ke Bromo memerlukan waktu sekitar 1 Jam dengan jalan yang menanjak dan relatif sempit, pastikan kondisi Anda dan kendaraan anda dalam keadaan baik. Untuk wisatawan yang datang menggunakan kendaraan umum, bisa meggunakan bus dari Surabaya (Terminal Bungurasih) menuju terminal Probolinggo dengan waktu tempuh sekitar 2,5 Jam. Dari sini perjalanan dilanjutkan kembali dengan menggunakan bus menuju Cemoro Lawang dengan waktu tempuh sekitar 2 Jam.
Aksesibilitas Gunung Bromo.
Alternatif selanjutnya ialah masuk dari Kota Pasuruan menuju desa Wonokitri. Jalur ini menjadi pilihan karena lokasinya lebih dekat dengan Surabaya dan dekat dengan pos Pananjakan, namun fasilitas hotel dan pariwisata yang ada tidak sebanyak yang ada di kawasan Ngadisari. Akses jalan menuju Bromo dari Pasuruan juga relatif lebih sempit dan curam, namun konon pemerintah Pasuruan sedang berencana untuk meperlebar dan memperbaiki akses jalan ini agar lebih mudah dilalui oleh wisatawan.
Alternatif lainya yang kerap kali digunakan oleh wisatawan ialah masuk dari kota Malang, menuju Tumpang. Ini adalah jalurnya para Petualang, biasanya digunakan oleh mereka yang datang ke Bromo setelah mendaki Gunung Semeru, namun juga tidak menutup kemungkinan untuk wisatawan biasa yang ingin merasakan petualangan yang berbeda dari wisatawan kebanyakan. Rute yang dilewati antara lain dari Malang sampai ke Tumpang (18 Km), Tumpang ke Jemplang (19 Km) dan Jemplang ke Bromo (6 Km). Kendaraan pribadi hanya diperbolehkan sampai kawasan Jemplang, selanjutnya wisatawan bisa menggunakan Kuda atau sewa Jeep.
Penginapan
Terdapat banyak pilihan penginapan baik hotel, villa maupun guest house di sekitar Bromo. Beberapa hotel terletak tepat di bibir Kaldera Bromo sehingga wisatawan bisa melihat langsung ke arah Gunung Batok, Pura Luhur dan Kawah Bromo dengan kepulan asapnya yang pekat. Beberapa hotel utama di kawasan ini juga sudah bisa dipesan secara online baik secara langsung maupun melalui situs pemesanan hotel terkemuka seperti Agoda dan situs pemesanan hotel lainya sehingga sangat memudahkan wisatawan. Ada baiknya anda membandingkan dan melihat review dari pengunjung lainya sebelum memutuskan untuk menginap, salah satunya ialah melalui situs TripAdvisor.Jeep, Kuda dan Ojek Motor Di Bromo
Karena kendaraan pribadi tidak diperbolehkan masuk ke area Taman Nasional, maka untuk mengeksplorasi keindahan Bromo dapat dilakukan cara berjalan kaki, menggunakan jeep sewaan, menggunakan kuda atau menggunakan jasa ojek sepeda motor, masing-masing tentu memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.Apabila anda merupakan seorang pecinta alam dan memiliki kondisi fisik yang prima, mungkin anda bisa mencoba untuk berjalan kaki melihat keindahan Bromo, rute yang paling memungkinkan dari kawasan Ngadisari ialah masuk dari pintu Taman Nasional lalu melewati lautan pasir menuju Pura Luhur Poten dan kawah Bromo, atau berjalan kaki menuju Pananjakan. Untuk melakukan aktifitas ini pastikan kondisi fisik anda dalam keadaan prima, membawa pelindung dari sengatan matahari dan udara dingin, makanan kecil, air minum yang cukup serta alat komunikasi.
Alternatif yang paling banyak digunakan wisatawan ialah dengan menyewa kendaraan Jeep yang banyak tersedia di kawasan Bromo. Dengan kendaraan ini maka wisatawan dapat menjelajah ke hampir seluruh objek menarik yang ada di kawasan Bromo, bahkan sampai ke kawasan Gunung Semeru. Namun rute yang paling umum digunakan ialah menuju Pananjakan dan Kawah Bromo, atau ditambah menuju Pasir Berbisik dan Bukit Teletubbies. Harga sewa jeep dari hotel di kawasan Ngadisari ke Pananjakan dan Kawah Bromo PP ialah sekitar Rp. 450.000, sedangkan jika tujuan ditambah dengan Pasir Berbisik dan Bukit Teletubbies harga sewa menjadi sekitar Rp. 650.000 / mobil dengan kapasitas sekitar 6 Orang.
Menggunakan kuda biasanya dilakukan wisatawan di kawasan lautan pasir, rute yang bisa dilalui menggunakan kuda ialah kurang lebih sama dengan rute eksplorasi dengan berjalan kaki, mungkin sedikit lebih jauh. Namun kuda utamanya digunakan wisatawan untuk menuju Kawah Bromo dari pemberhentian jeep di dekat pura luhur sampai dengan kawasan dekat tangga, karena inilah satu-satunya alat transportasi yang diperbolehkan masuk.
Yang terakhir ialah dengan menggunakan jasa ojek sepeda motor, jangan menyepelekan jenis transportasi ini, untuk wisatawan solo transportasi inilah yang paling mudah, efektif dan efisien yang dapat digunakan untuk mengeksplorasi seluruh tempat menarik di Bromo dengan waktu yang singkat dan biaya murah. Harga sewa ojek ialah sekitar Rp. 50.000 s/d Rp.150.000 tergantung jarak objek yang ingin dikunjungi, dengan biaya yang terjangkau tersebut wisatawan sudah dapat mengunjungi banyak tempat dan spot menarik yang ada, bahkan sampai ke tempat-tempat yang tidak dapat dilalui oleh jeep. Ojek sepeda motor banyak ditemui di sekitar pintu masuk Taman Nasional, pulihlah okel dengan sepeda motor yang memiliki kondisi baik, jangan khawatir dengan kemampuan para supir ojek ini, karena mereka sudah sangat terbiasa mengendarai motor di atas lautan pasir.